Kamis, 30 Desember 2010

Irfan Bachdim


Irfan Bachdim

KULAWARGA Kang Suryana keur ngarariung di patengahan bari lalajo maénbal. Tétéla, pangaruh Irfan Bachdim téh nerekab ogé ka pilemburan. Éta wé Ocad, meni pok deui pok deui resep ka Irfan Bachdim.
“Geura ngapalkeun, Cad. Tong lalajo TV baé!” ceuk Ceu Ikoh.
“Ké Ma kagok, keur lalajo méngbal,” témbal Ocad.
“Manéh man dititah ngapalkeun ku indung téh kalah ngalawan. Hayang jadi naon atuh manéh téh Ocad?” ceuk Ceu Ikoh deui.
“Uing mah hayang jadi siga Irfan Bachdim,” témbal Ocad.
“Irfan Bachdim téh éta nu nomer 17?”
“Enya.”
“Eueueuh, manéh mah, teu nalipak manéh pisan. Irfan Bachdim mah kasép deuleu. Tuh, tingali irungna ogé bangir! Teu siga manéh!” ceuk Ceu Ikoh deui.
“Ari Ema, atuda Irfan Bachdim mah indungna ogé geulis, Ma, jeung teu pésék deuih!” témbal Ocad.

Selasa, 28 Desember 2010

mengeksplorasi bakat


BAKAT dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, Adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Kamus Advance, misalnya, mengartikan talent dengan “natural power to do something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan “natural endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya.

Rupanya, bakat dalam pengertian kedua ini juga dipakai oleh Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, Bakat Manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Di bawah ini saya mencoba mendaftar proses yang bisa kita lakukan berdasarkan temuan ilmiyah para ahli atau juga pengalaman orang lain yang sudah menemukannya:

1.Hasrat sejati(inner Calling)

Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu mendorong kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah dipasang semacam stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”

2.Pembukitian Diri

Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita realisasikan, semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman Martine Grime. Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup kita lakukan (menghasilkan kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih belum akurat. Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki kemampuan atau baru merasa mampu.

3.Perbandingan Positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.

4.Pengasahan(practicing)

Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam. Hasilnya, mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama ini diyakini. Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat yang dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.

Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan, ternyata bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor yang paling banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat, keunggulan atau kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.

“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi alasan kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya jalankan.” (Ted Williams, 1918)

5.Penempatan/penyaluran

Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran kecil, kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal yang sangat dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan atau menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu kita perbaiki dan kita kembangkan.

Sebagai tambahan, kami ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda. Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga yang banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan adanya lima hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti berikut:

1. Bakat (Talent)

2. Kemauan keras untuk maju (Steel Will).

3. Dedikasi (cinta pekerjaan atau profesi)

4. Pembinaan dan Latihan

5. Training – diri

Sidney Moon dalam konferensi tahunan kedelapan tentang bakat di Yunani (2002) menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang itu muncul dan bermanfaat bagi orang itu (ter-aktualkan), maka ini menuntut tiga hal, yaitu:

1. Kemampuan memahami diri (tahu kelebihan, tahu kelemahan, tahu tujuan, dst)

2. Kemampuan membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi positif, bergaul di lingkungan kondusif, dst)

3. Kemampuan menaati disiplin–diri (kemauan, ketekunan, kegigihan, dst)

Harus diakui memang bahwa ada rahasia Tuhan di balik istilah bakat itu. Maksud saya, bakat dalam arti keunggulan alamiah (potensi) memang dimiliki oleh semua orang, tetapi kenyataannya ada orang yang tahu (“ditunjukkan”) harta karunnya lebih dini sementara yang lain tidak. Ada bakat tertentu yang punya nilai sendiri untuk masa tertentu sementara yang lain tidak atau belum. Mengapa ini harus terjadi, tentu kita tidak tahu seratus persennya. Selamat mengeksplorasi bakat Anda.

sumber : blog jiwasukses.

Rabu, 15 Desember 2010

kekuatan yang sesungguhnya

Knowing others is true intelligence; knowing yourself is true wisdom. Mastering others is strength; mastering yourself is true power! (Mengenal orang lain adalah sebuah kepandaian, sementara mengenal diri sendiri adalah kebijaksanaan sejati. Bisa 'menguasai' orang lain adalah kekuatan; namun bisa menguasai diri sendiri adalah kekuatan yang sesungguhnya). - Lao Tzu

Selasa, 14 Desember 2010

ghaida

Kamis, 09 Desember 2010

5 Bola Kehidupan




5 Bola Kehidupan


Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita
harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar keudara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.

Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali. Tetapi empat bola lainnya yaitu Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita
menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping.

Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya

Bagaimana caranya?

Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.

Jangan menganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti

Jangan biarkan hidup kita terpuruk di 'masa lampau' atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.

Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.

Janganlah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidak sempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.

Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.

Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya 'sayap'.

Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.

Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang
selalu dapat kita bawa kemanapun tanpa membebani.

Dan akhirnya : MASA LALU adalah SEJARAH, MASA DEPAN merupakan MISTERI dan SAAT INI adalah KARUNIA.
Itulah kenapa dalam bahasa Inggris SAAT INI disebut "The Present".
Free your heart from hatred
Free your mind from worries.
Live simply.
Give more.
Expect less.


"Selamat Tahun Baru Islam (Hijriyah) 1 Muharram 1432 H".

Semoga Allah memberikan kekuatan untuk menjadikan amal ibadah kita menjadi lebih baik, menambah semangat untuk selalu berbuat kebaikan dan semakin bermanfaat bagi banyak orang-orang di sekitar kita.

Semoga kita dilimpahkan oleh Allah SWT rejeki, kebaikan dan kemampuan menjadikan tahun ini sebagai tahun kebaikan dan penuh barakah.

Rabu, 01 Desember 2010

10 Kebiasaan yang Pantas Disimak dan Dipraktikkan


1. Walau tidak sakit, harus cek kondisi secara teratur.

2. Walau tidak haus, harus banyak minum air.

3. Walau ketemu masalah sulit, tetap harus dipecahkan.

4. Walau tidak ada hal menyenangkan, tetap harus bahagia.

5. Walau kita berada di pihak yang benar, terkadang tetap kita perlu mengalah.

6. Walau memiliki kekuasaan, tetap harus memiliki kepribadian luhur.

7. Walau tidak merasa lelah, harus tetap beristirahat.

8. Walau sudah kaya, harus tetap dapat membatasi diri.

9. Walau sibuk sekali, harus tetap mementingkan olahraga.

10. Walau tidak terjadi apa-apa, harus tetap saling menyayangi.