Jumat, 17 Juni 2011
9 Wisdom yang Luar Biasa
9 Wisdom yang Luar Biasa
oleh Andrie Wongso pada 17 Juni 2011 jam 5:21
1. Doa bukanlah "ban serep" yang dapat kita keluarkan ketika bermasalah,
Doa itu KEMUDI yang menjadi penunjuk arah yang tepat.
2. Persahabatan seperti sebuah buku.
Kita hanya perlu waktu beberapa detik untuk "membakarnya", tapi perlu waktu yang lama untuk "menulisnya".
3. Semua hal dalam hidup ini adalah sementara.
Jika sedang berlangsung baik, nikmatilah, karena belum tentu bertahan selamanya. Jika terjadi masalah, jangan terlalu khawatir, karena juga tak kan demikian selamanya!
4. Teman lama adalah emas! Teman baru adalah berlian.
Jika Anda mendapat berlian, jangan lupakan emas. Ingat, untuk mempertahankan berlian, kamu selalu memerlukan dasar berupa emas.
5. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir bahwa "inilah akhir dari segalanya", Tuhan tersenyum dan berkata, "Tenanglah, ini hanya tikungan, bukan jalan buntu!"
6. Ketika Tuhan memecahkan masalah Anda, Anda memiliki kepercayaan pada kemampuanNya. Ketika Tuhan tidak memecahkan masalah Anda, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuan Anda.
7. Seorang tunanetra bertanya kepada orang bijak, "Adakah yang lebih buruk daripada kehilangan indera penglihatan?" Jawab orang bijak, "Ya, ada. Kehilangan VISI hidup adalah yang terparah!"
8. Ketika Anda mendoakan orang lain, Tuhan mendengarkan dan memberkatinya.
Maka ketika Anda berada dalam keadaan aman dan happy, ingatlah bahwa ada seseorang yang telah mendoakan Anda.
9. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah pada esok hari..
Ia hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini!
Rabu, 15 Juni 2011
TATA CARA SHOLAT GERHANA
Sebagian orang menganggap terjadinya gerhana matahari dan bulan sebagai gejala alam biasa, sebagai peristiwa ilmiah yang bisa dinalar. Gerhana sekedar menjadi tontonan menarik yang bisa disaksikan beramai-ramai bersama keluarga dan handai tolan. Namun bagi yang merasa tunduk kepada keagungan Sang Perncipta, Allah SWT, gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang menunjukkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Agung di luar batas kemampuan manusia; manusia yang paling merasa faham ilmu alam sekalipun. Mereka yang merasa rendah di hadapan Sang Pencipta akan menadahkan muka, menghadap Allah, mengerjakan shalat secara berjamaah. Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan untuk itu.
Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan bersedekahlah.” (HR Bukhari-Muslim)
Sayyidatuna A’isyah ra bercerita: Gerhana matahari pernah terjadi di masa Rasululloh SAW kemudian beliau sholat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri dengan lama, ruku’ dengan lama, berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu ruku’ dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama, lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan sholat yang terakhir seperti itu, kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul. (HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Para ulama sepakat bahwa sholat gerhana matahari dan bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah. Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas penamaan gerhana matahari dan bulan berbeda, sholat khusuf untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk gerhana matahari.
Imam Maliki dan Syafi’i berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna A’isyah berpendapat bahwa sholat gerhana dengan dua roka’at dengan dua kali ruku’, berbeda dengan sholat Id dan Jum’at. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas juga terdapat penjelasan serupa, yakni sholat gerhana dikerjakan dua roka’at dengan dua kali ruku’, dan dijelaskan oleh Abu Umar bahwa hadits tersebut dinilai paling shahih.
Maka dengan begitu keistimewaan shalat gernana dibanding dengan shalat sunnah sunnah lainnya terletak pada bilangan ruku’ pada setiap roka’atnya. Apalagi dalam setiap ruku’ disunnahkan membaca tasbih berulang-ulang dan berlama-lama.
سُبْحَانِ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Tasbih berarti gerak yang dinamis seperti ketika bulan berrotasi (berputar mengelilingi kutubnya) dan berevolusi (mengelilingi) bumi, bumi berotasi dan berevolusi mengelilingi matahari, atau ketika matahari berotasi dan berevolusi pada pusat galaksi Bimasakti. Namun pada saat terjadi gerhana, ada proses yang aneh dalam rotasi dan revolusi itu. Maka bertasbihlah! Maha Suci Allah, Yang Maha Agung!
Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih
dahulu. (Sebagai panduan lihat di rubrik IPTEK)
2. Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,
”Ash-shalatu jaami’ah.”
4. Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufisy-syams)
atau gerhana bulan (khusufil-qamar),
menjadi imam atau ma’mum.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
5. Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
6. Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
7. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah
dan surat kembali
8. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang
daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua,
bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36)
dan ar-Rahman (55), lalu raka’at kedua
membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78)
9. Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah. (nam)
Sumber Website Resmi Nahdlatul Ulama
Menurut Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa, panduan singkat mengenai shalat gerhana
caranya adalah ada tiga cara :
1. yg termudah adalah dg dua rakaat sebagaimana shalat subuh.
2. dua rakaat, dan setiap rakaat adalah dg dua rukuk dan dua kali qiyam, urutannya adalah : Takbiratul ihram, lalu Qiyam, fatihah, surat, rukuk, lalu Qiyam lagi, fatihah surat, rukuk, lalu I’tidal, lalu sujud, duduk sujud. lalu bangkit ke rakaat kedua dg hal yg sama.
3. dua rakaat sebagaimana poin kedua diatas, namun dipanjangkan, lalu diakhiri dg dua khutbah selepas shalat.
Sumber Habib Munzir
Jepretan Foto Gerhana Tampilkan Bulan Jingga Menakjubkan
Gerhana bulan total terjadi ketika Bumi tepat segaris di antara bulan purnama penuh dan matahari, sehingga bumi menghadang seluruh sinar matahari untuk dipantulkan permukaan bulan.
Warna gerhana bulan akan bervariasi, bergantung pada kondisi cuaca, jumlah dan tipe partikel kecil di utara dan alat optik yang digunakan untuk mengamati. Rentang warna akan lebih nyata bila diamati dengan mata telanjang ketimbang menggunakan teleskop.
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP - Stasiun Meteorologi Cilacap memprakirakan gerhana bulan total yang berlangsung pada Kamis (16/6) dinihari akan memengaruhi pasang-surut di laut. "Kita perkirakan akan terjadi pasang-surut maksimum saat terjadinya gerhana bulan total tersebut karena posisi matahari, bulan, dan bumi berada pada garis lurus atau garis ekliptika," kata analis cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Rabu. Ia menyatakan pihaknya akan mengamati seberapa besar pasang-surut yang akan terjadi di perairan selatan Jawa Tengah, khususnya Cilacap.
Menurut dia, gerhana bulan total yang akan terjadi pada Kamis dinihari tersebut merupakan yang terlama pada abad ini karena akan berlangsung selama 100 menit dan dapat dilihat di seluruh wilayah Indonesia sepanjang cuaca tidak mendung.
Ia mengatakan, gerhana akan berlangsung mulai pukul 00.23 WIB dan berakhir pada pukul 06.02 WIB. "Sedangkan gerhana total akan berlangsung mulai pukul 02.22 WIB dengan puncaknya pada pukul 03.12 WIB. Gerhana total akan berakhir pukul 04.03 WIB," katanya.
Selain di Indonesia, kata dia, gerhana tersebut dapat dilihat di Amerika Selatan, Afrika, Eropa, Timur Tengah, Asia, Australia, Antartika, Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik bagian barat daya.
Disinggung mengenai kondisi perairan selatan Jateng pada hari Kamis, dia mengatakan, tinggi gelombang maksimum diprakirakan masih berkisar 3-3,5 meter.
Menurut dia, kondisi tersebut diprakirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan. "Masih tingginya gelombang di perairan selatan Jateng ini dipengaruhi kecepatan angin yang bertiup di atas wilayah perairan yang cenderung searah," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, tinggi gelombang di wilayah pantai diprakirakan berkisar 0,7-3 meter dengan kecepatan angin 20-45 kilometer per jam yang bertiup dari arah timur hingga tenggara.
Sementara di wilayah Samudera Hindia selatan Jateng, lanjutnya, tinggi gelombang diprakirakan berkisar antara 1,2-3,5 meter dengan kecepatan angin 25-50 kilometer per jam yang bertiup dari arah timur hingga tenggara. "Kondisi ini masih berbahaya bagi nelayan tradisional berperahu kecil maupun tongkang," katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)