Kamis, 07 Oktober 2010
Percaya diri bukanlah perasaan superior
Penulis : Andi Odang
Kamis, 02-September-2010
Dalam sebuah bukunya, Larry King, host acara talkshow "Larry King Live" di CNN yang sangat populer itu, menceritakan suatu rahasia yang membuat ia bisa PeDe (percaya diri) pada saat berhadapan dan meng-interview orang terkenal, orang-orang kaya yang sangat berkuasa dan para tokoh dunia! Katanya: "Saya merasa, bahwa saya dianugerahi sebuah bakat yang sangat unik oleh Tuhan yang tak seorang pun memilikinya. Maka setiap saya berhadapan dengan tokoh-tokoh itu, saya selalu berpikir: tokoh-tokoh itu boleh saja hebat di suatu bidang, atau mereka mungkin memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dalam satu hal! Tetapi dalam urusan siaran, atau kalau harus menjadi host acara talkshow, pasti saya jauh lebih hebat dari mereka!"
Bisa jadi bagi Anda, pernyataan itu terdengar agak sedikit over confidence, atau sok-PeDe! Akan tetapi sesungguhnya, ungkapan pemandu Larry King Live di CNN sejak 1985 itu, justru menyiratkan tingginya kesadaran diri dan rasa percaya diri. Karena dari pernyataan itu tergambar pemahamannya atas keunikan manusia. Dan nyatanya, manusia itu memang benar-benar unik! Betapa tidak? Peluang adanya seseorang yang memiliki wajah yang mirip kita, sangat kecil! Yaitu: 1/50 miliar! Selain itu, tidak akan ada seorang pun yang memiliki sidik jari, gurat bibir, lekuk telinga, atau komposisi darah yang sama. Bahkan singkatnya, kita semua masing-masing dianugerahi "kemampuan pada tingkat yang tak tertandingi," sedikitnya dalam satu bidang kehidupan!
Akan tetapi uniknya, justru karena itulah, setiap manusia selalu membutuhkan manusia lain. Karena apa pun kehebatan dan kelebihan yang kita miliki, selalu hanya berada pada bidang-bidang tertentu saja, sehingga kita selalu memerlukan orang lain untuk menutup kekurangan yang kita miliki. Inilah yang kemudian menjadi dasar "pertukaran nilai!" Seseorang yang punya kelebihan tertentu, akan "memproduksi" sesuatu yang dibutuhkan orang lain. Lalu sebaliknya, orang yang membutuhkan tadi, juga memiliki satu kelebihan lain, yang juga dibutuhkan orang yang lain lagi! Sedemikian rupa kait-mengait antara si pemilik kelebihan akan memproduksi, dan si pemilik kekurangan akan mengonsumsi, saling membentuk jaringan supply dan demand yang begitu rumit, indah, kolosal, dan sekaligus megah. Secara sederhana bisa dikatakan, kita semua adalah produsen dalam satu hal, sekaligus menjadi konsumen dalam beberapa hal lain.
Fakta itu sekaligus juga menunjukkan keadilan Tuhan, yang selalu menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Sebut saja, ada siang dan malam, ada panas-dingin, jantan-betina, dan masih banyak lagi. Begitu pula dengan bakat-bakat khusus manusia! Di satu pihak, Tuhan memberi bakat khusus kepada setiap manusia, sementara di pihak lain, Tuhan juga menciptakan pasangannya, yaitu manusia lain sebagai pengguna bakat tersebut, sehingga kelak pasti akan mengonsumsinya. Itulah kenapa, setiap keterampilan khusus kita, pasti ada yang membutuhkannya! Pepatah asing mengatakan: "There are all kinds of writers, there are all kinds of readers." Setiap jenis penulis, pasti ada pembacanya (niche)! "Find your niche, so you find your place in the world." Temukan cerukmu (niche), maka akan kau temukan tempatmu di dunia.
Belenggu
Sayangnya, di balik berbagai anugerah hebat yang kita miliki itu, konon, kita semua terhalang oleh 70.000 lapisan darkness atau kegelapan! Lapisan-lapisan itu menutupi, menghalangi, bahkan membelenggu kita, sehingga kita sering kurang menyadari potensi hebat yang ada dalam diri kita! Menurut Lama Yeshe: "Self-confidence is not a feeling of superiority, but of independence." Kepercayaan diri bukanlah sebuah perasaan superior (merasa unggul), melainkan kemerdekaan.
Lalu, kemerdekaan seperti apa yang dimaksudkan, serta merdeka dari siapa? Mungkin yang dimaksud adalah kemerdekaan kita dari belenggu darkness atau kegelapan tadi, yang bisa saja berupa ketidaktahuan, kebodohan, kekhawatiran, rasa takut, kesombongan, egoisme, perasaan iri, serakah, dan lain-lain. Mungkin itulah sebabnya, dikatakan bahwa perjuangan yang paling berat sekaligus paling berharga untuk kita menangkan adalah perjuangan menghadapi diri sendiri, untuk membuka lapisan-lapisan itu satu persatu, seperti halnya mengupas kulit bawang! Sehingga sampai pada satu titik nanti, "pandangan" kita akan menjadi terbuka, jelas, dan akhirnya menjadi makin terang, untuk dapat menyaksikan, betapa besar dan mulianya anugerah Sang Pencipta yang "dititipkan" pada kita semua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar