Selasa, 27 Juli 2010

Mentalitas Korban




“Bila anda berpikir seperti seorang korban, anda akan menjadi salah satunya”. – Anonim

Berpikir Seperti Korban
Setelah sekian tahun berlalu, saya mengerti bahwa hal ini yang menyebabkan seringnya saya gagal di tahun-tahun sebelumnya. Mental seorang korban dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok. Kelompok-kelompok ini adalah:

Korban Masa Lampau
1. Saya memang dari dulu nggak punya ______ (menyalahkan situasi yang sudah berlalu. (Cth; pendidikan yang layak, koneksi, dll)
2. Dulu saya ________ (korban kesalahan sendiri di masa lampau. Contoh; malas belajar dengan rajin, malas cari uang, jarang bergaul, dll) sih, jadi sekarang.. Ya, beginilah.
3. Seharusnya saya sudah sukses sekarang! Tapi gara-gara _______ (menyalahkan faktor eksternal. Seperti orang lain dan situasi)

Korban Masa Kini
1. Ah, mana bisa, ________ menjadi penghalang saya (isi dengan orang lain.)
2. Berantakan deh semuanya. Semua gara-gara saya _______ (isi dengan kesalahan diri sendiri)
3. Mana bisa? Saya nggak _______ (isi dengan situasi, misalkan; kaya, cantik, tampan, punya waktu)

Korban Masa Depan
1. Buat apa saya mencoba? Toh hasilnya akan sama saja. (Diikuti dengan alasan atau mempersalahkan diri sendiri, orang lain, maupun situasi di masa depan.)

Setelah membaca, mungkin akan ada yang protes “Tapi kan memang ada hal-hal tertentu yang diluar kemampuan kita!” Betul para pembaca. hal-hal seperti perang dunia, krisis global, serta bencana alam memang tidak dapat dicegah. Tetapi, bukankah kita dapat mempersiapkan diri kita sebaik mungkin sebelum bencana datang? Atau berusaha bangkit dari bencana dan melanjutkan hidup kita?
Bertanggung jawab merupakan salah satu sifat yang paling penting. Dengan bertanggung jawab, kita akan menciptakan perbedaan antara orang yang biasa saja dan dahsyat!
Sayangnya, banyak orang telah mengembangkan “mentalitas korban” dimana kita menyalahkan situasi, orang lain, atau tindakan yang telah kita ambil. Ketika kita belajar bahwa kita bertanggung jawab atas segala tindalan, pikiran, tujuan, dan masa depan kita, barulah kita dapat mulai berjalan menuju kesuksesan.
Kita bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri. Terlepas dari siapa yang mempengaruhi pilihan kita akan tindakan yang dilakukan, kita adalah orang yang akan merasakan hasil dari tindakan yang kita pilih. Ketika kita produktif dan bertanggung jawab, tak akan ada orang ataupun situasi yang perlu dipersalahkan.
Untuk menjadi seorang pemenang, terlebih dahulu anda harus memiliki tujuan dan alasan yang jelas. Setelah itu, dalam prosesnya anda harus mengalahkan “mentalitas korban” yang ada didalam diri anda.

Salam DAHSYAT! Take action, miracle happens! Sukses selalu buat anda.

1 komentar: